November 20, 2012

Untitled

Kemarin, teman SD saya melangsungkan pernikahan. Namanya Mutiara. Selamat ya Mut..

Saya bahagia lihat perempuan yang sejak kecil dikenal sebagai siswi paling lincah dan pecicilan di kelas itu, sekarang telah duduk manis di bangku pelaminan bersama pendamping hidupnya. Siapa sangka bahwa ternyata dia mendahului kami? heheh..

Anyway dalam banyak doa, saya selalu memohon kemurahan hati Allah SWT untuk memberikan karunia-Nya yang lain bagi saya, yakni sebuah keluarga Islam yang sehat dan bahagia. Dimana kelak saya menjadi suami yang baik bagi istri yang solehah. Juga menjadi bapak yang teladan bagi anak-anak kami yang lucu, cerdas dan berakhlakul karimah.

Tentu semua itu tidak simsalabim lalu jadi. Saya perlu meningkatkan kualitas iman dan takwa setiap waktu. Karena memang itulah satu-satunya jalan. Semoga saja Allah SWT menitipkan wanita yang betul-betul baik. Baik bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk anak-anak kami kelak. Aamiin..

Hakikatnya, menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga adalah impian setiap laki-laki.

November 15, 2012

Selamat Berjuang, Pahlawan!

Rabu kemarin saya bolos kelas Hukum Bisnis karena ingin kasih support secara langsung di GBK untuk Timnas INDONESIA. Sebetulnya rada berat harus absen kuliah, tapi faktanya saya tidak punya pilihan. Saat ini Timnas kita sangat butuh dukungan penuh masyarakat. Sebagai anak bangsa yang tidak berkesempatan membela ibu pertiwi dari atas rumput lapangan, setidaknya dari tribun penontonlah saya harus berbakti.

Situasi sulit sepak bola kita yang tak kunjung membaik, membuat masyarakat akhirnya memilih untuk menepi dari hingar bingar senayan. GBK seolah diasingkan. Tidak ada lagi kemeriahan, yel-yel, terompet, flare, nyanyian, dll. Tidak ada lagi tempat untuk menaruh garuda di dada mereka, bangsa Indonesia. Entah sampai kapan situasi busuk ini terus berlangsung.

Padahal tidak sampai dua pekan lagi event sepak bola paling prestisius se-Asia Tenggara, AFF 2012 akan segera dihelat. Katanya kita haus gelar? Katanya kita mau mengunci Trophy AFF 2012 jadi milik Indonesia? Lantas apakah adil menuntut Timnas menjadi juara, sementara berdoa saja pun kita enggan!!
Dari tribun VIP, wajah saya pucat pasi melihat situasi GBK kemarin sore. Sulit menerima kenyataan bahwa para pemain berjuang seorang diri. Mereka berlari, bertabrakan, dan terjatuh di atas lapangan tanpa doa dan dukungan penuh masyarakat. Padahal sejatinya untuk kitalah tropy itu mati-matian DIPERJUANGKAN.

Bayangkan betapa hancurnya hati para pemain. Disaat mereka harus mewujudkan impian dua ratus ribu lebih bangsa ini, ternyata feedback yang datang untuk meneriakan kata 'INDONESIA!' hanya dua ribu pasang mata saja. Ironi. Kita mempertanyakan nasionalisme para pemain di lapangan, namun apakah kita sudah cukup baik dari mereka?

Kenapa pemain yang dicaci? Padahal pangkal masalahnya bukan pada mereka, tapi tuan-tuan berdasi yang mengatasnamakan kepentingan bangsa itulah yang justru mengoyak-ngoyak keutuhan dan keharmonisan sepak bola Indonesia.

Perseteruan elitlah yang membuat kompetisi berantakan, Timnas menjadi dua, dan kita pun tak luput menjadi korban sekaligus pelaku adu domba. Kita menghukum pemain yang memperkuat timnas dengan tidak datang ke stadion. Tapi kita pun mengutuk mereka yang tidak memehuhi panggilan negara. Persetan bukan?!

Sekarang mari kita sudahi perdebatan publik yang panjang ini. Sudah saatnya kita bangkit bersama-sama! Lupakan KPSI-PSSI. Lupakan atribut klub. Yang ada hanya TIMNAS INDONESIA!

Tidak ada aksi yang lebih patriotik, nasionalis, dan mulia yang bisa kita lakukan sebagai suporter Timnas sekaligus anak bangsa, selain dengan terus mendukung setiap laga Timnas Indonesia dengan sepenuh hati. Yakinlah, apapun yang terjadi dengan bangsa ini nantinya, garuda harus tetap di dada kita. Titik!